Pengenalan
Trilogi BUMI bercerita tentang petualangan Raib (tokoh utama) dendan dua orang temannya, Seli dan Ali ke dunia paralel: Klan Bumi, Klan Bulan dan Klan Matahari.
Ketiganya berusia 15 tahun, masih kelas sepuluh SMA. Awalnya mereka
tinggal di bumi seperti kebanyakan anak normal lainnya. Namun, ketika
terjadi masalah di Klan Bulan, ketiganya mau tidak mau terkena imbasnya,
karena sebenarnya Raib adalah putri keturunan Raja Klan Bulan yang
memerintah zaman dulu. Di novel pertama, diceritakan awal mula Raib bisa
menguasai kekuatannya. Gadis itu memiliki pukulan keras dan tubuhnya
bisa menghilang dari satu tempat ke tempat lain. Di buku BUMI juga
diceritakan bahwa sebenarnya Seli adalah gadis keturunan Klan Matahari.
Mereka sengaja dipertemukan serta diatur oleh Miss Selena, guru
matematika mereka sekaligus pihak dari Klan Bulan. Sementara Ali adalah
manusia murni dari Klan Bumi, atau bumi yang kita tempati sekarang.
Tetapi Ali bukan manusia biasa. Dia punya pertahanan khusus jika
terdesak. Ali bisa berubah menjadi beruang raksasa lalu menyerang musuh.
Sayangnya dia belum bisa mengendalikan kekuatannya itu. Hampir mirip
kayak Hulk sih, cuma lebih kuat Hulk.
Sinopsis
Nah, sementara itu, di buku BULAN ini diceritakan petualangan Raib, Seli dan Ali
di dunia Klan Matahari, tempat leluhur Seli berasal. Setibanya di sana,
bersama Ily, pemuda dari akademi Klan Bulan, mereka diminta mengikuti
festival pencarian bunga matahari yang mekar pertama kali selama 9 hari.
Cerita perjalanan mereka dalam menemukan bunga itulah yang mengisi
novel setebal 400 halaman ini. Ada rasa-rasa Hunger Games di dalamnya,
juga kesan Harry Potter serta The Lord Of Ther Rings. Festival yang
mereka ikuti itu telah berusia ratusan tahun. Dulunya, festival itu
sangat bergengsi karena orang yang berhasil menemukan bunga matahari
pertama kali akan memperoleh kekuasaan dan keinginannya terkabul. Dulu
ke sembilan kontingen harus saling menyerang dan membunuh untuk
mendapatkan bunga matahari itu. Namun sekarang aturannya sudah berubah,
tidak boleh saling menyerang kontingen lain. Meski begitu, mereka tetap
harus menghadapi berbagai macam rintangan aneh, mirip negeri dongeng,
bertemu makhluk-makhluk aneh dan berbahaya, serta rintangan lain. Peta
dunia Klan Matahari dapat kalian lihat di gambar berikut:Konflik dimulai di bab-bab terakhir, ketika Ketua Konsil, pemimpin Klan Matahari ternyata terungkap merencanakan sesuatu yang busuk. Dia hanya memanfaatkan keberadaan Raib, dkk untuk melepaskan musuh terbesar keempat dunia Klan, yaitu Si Tanpa Mahkota dari dalam penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Di bab-bab akhir itu juga terjadi pertarungan hebat antara pihak Raib dengan pihak Ketua Konsil yang jahat. Nah, berhasil atau tidak mereka mencegah Ketua Konsil dari usahanya melepas Si Tanpa Mahkota dapat kalian temukan di bab tersebut.
Karakter
Raib (sudut pandang orang pertama): Gadis berusia 15
tahun, sangat baik hati dan bijak. Kekuatan: pukulan keras, menghilang,
menyerap cahaya (membuat gelap lingkungan), berbicara dengan alam,
bicara dengan bahasa Klan Bumi dan Klan Bulan.Seli: Gadis berusia 15 tahun. Teman karib Raib. Penakut, pesimis, penyayang. Kekuatan: petir, telekinetik, menghasilkan cahaya, dapat berbicara dengan bahasa Klan Bumi dan Klan Matahari.
Ali: Anak lelaki berusia 15 tahun. Teman mereka. Jenius, nekat, ingin tahu, pemalas. Kekuatan: berubah menjadi beruang raksasa, hanya bicara dengan Klan Bumi. Namun bisa menguasai bahasa Klan Bulan dengan cepat.
Ily: Anak lelaki berusia 17 tahun dari Klan Bulan. Ksatria dari akademi Klan Bulan. Pintar, ulet, ketahanan tinggi, strategi berperang baik. Kekuatan: mahir dalam menggunakan senjata.
Fala-tara-tana IV: Ketua Konsil Klan Matahari. Jahat. Kekuatan: petir yang sangat besar, telekinetik.
Kelebihan
Bicara soal kelebihan novel ini, tentu tidak akan jauh dari keahlian
Tere Liye menerapkan nilai kebijaksanaan alam dalam ceritanya dibalut
kelihaiannya meramu kata-kata. Novel ini membagikan pada kita bayangan
dunia paralel yang aneh tetapi canggih. Setting yang kuat dan cerdas.
Kekurangan
| Penulis terlalu sering menggunakan
kata-kata yang sama dan bagi saya agak menjenuhkan, seperti ‘terbaik’,
‘paling …’, atau ‘lebih dari cukup’. Ada beberapa kata lain juga sih,
cuma saya lupa dan malas mencarinya lagi.
| Penceritaan di bab-bab awal sebenarnya
asyik. Tetapi pola yang sama itu terasa seperti diulang di bab-bab
berikutnya dan membuat saya bosan. Sampai bab 25 saya mesti berhari-hari
membacanya.
| Dialog antara keempat tokoh, Raib, Seli,
Ali dan Ily selama petualangan rawan kejanggalan. Raib dan Ali bisa
bicara pada Ily menggunakan bahasa bulan. Namun keduanya tidak paham
bahasa matahari. Untuk bisa memahami orang-orang dari Klan Matahari
mereka mesti meminta bantuan Seli menerjemahkan. Selain itu, Seli tidak
bisa bicara dengan Ily, karena Ily hanya bisa bahasa bulan, tapi entah
kenapa di beberapa bagian buku ini sesekali Ily merespon apa yang
dikatakan Seli. Kalau bukan merespon, saya lihat dia menunjukkan
kepahaman. Aneh, bukan? Lalu ada adegan yang merusak logika cerita.
Seseorang yang tinggal di dunia Klan Matahari, di suatu hutan, bertemu
dengan mereka. Orang itu sampai sekarang mengira keempat anak yang ia
temui adalah kontingen asli dari Klan Matahari. Padahal, mestinya ketika
mereka berdialog, orang itu paham hanya dengan melihat Seli yang terus
menerjemahkan kalimat pada ketiga temannya. Apa dia tidak penasaran
sewaktu hanya bisa bicara pada satu dari keempat orang?
Sumber : https://reviewumami.wordpress.com/2015/05/12/review-novel-bulan-tere-liye/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar